Raden Wisanggeni, putera Raden Arjuna dengan Dewi Dresanala jatuh cinta dengan Dewi Mustikawati, puteri Prabu Mustikadarwa. Maka menghadaplah Raden Wisanggeni di Kerajaan Sonyapura untuk meminang Dewi Mustikawati. Pada saat yang sama, ternyata Bomanarakasura putera Prabu Kresna juga meminang Dewi Mustikawati untuk dijadikan istri.
Untuk menentukan siapa yang berhak memboyong Dewi Mustikawati, maka diadakan sayembara tanding antara keduanya. Pertarungan antara keduanya pun tidak dapat dihindarkan. Prabu Mustikadarwa cemas , Sang Prabu takut pertarungan ini bisa berakibat retaknya persaudaraan negeri Dwarawati dan negeri Amarta. Maka agar tidak jatuh korban, Dewi Mustikawati mengubah sayembaranya, barang siapa yang bisa memberikan cupumanik gambar jagad, ia akan bersedia menjadi istrinya.
Raden Setija atau Bomanarakusuma segera ke negeri Dwarawati untuk memohon bantuan ayahandanya, Prabu Kresna agar dapat mendapatkan cupumanik gambar jagad. Sedangkan Raden Wisanggeni pergi ke kahyangan dengan diantar Raden Antasena, putra Raden Werkudara untuk menghadap Sang Hyang Wenang meminta petunjuk dimana cupumanik gambar jagad berada.
Sang Hyang Wenang pun memberikan cupumanik gambar jagad kepada Raden Wisanggeni. Setelah mohon undur diri kepada Sang Hyang Wenang, Raden Wisanggeni langsung kembali ke negeri Sonyapura untuk membersembahkan cupumanik gambar jagad kepada Dewi Mustikawati.
Raden Wisanggeni akhirnya dinyatakan menang dan berhak mengambil Dewi Mustikawati sebagai istrinya. Sedangkan Raden Sitija kecewa dengan kekalahannya. Oleh Prabu Kresna, Raden Sitija dinasehati bahwa Dewi Mustikawati memang bukan jodohnya, nasib, kelahiran dan kematian serta jodoh seseorang sudah ada rahasia dewa dan Dewa lah yang menentukan.
Untuk menentukan siapa yang berhak memboyong Dewi Mustikawati, maka diadakan sayembara tanding antara keduanya. Pertarungan antara keduanya pun tidak dapat dihindarkan. Prabu Mustikadarwa cemas , Sang Prabu takut pertarungan ini bisa berakibat retaknya persaudaraan negeri Dwarawati dan negeri Amarta. Maka agar tidak jatuh korban, Dewi Mustikawati mengubah sayembaranya, barang siapa yang bisa memberikan cupumanik gambar jagad, ia akan bersedia menjadi istrinya.
Raden Setija atau Bomanarakusuma segera ke negeri Dwarawati untuk memohon bantuan ayahandanya, Prabu Kresna agar dapat mendapatkan cupumanik gambar jagad. Sedangkan Raden Wisanggeni pergi ke kahyangan dengan diantar Raden Antasena, putra Raden Werkudara untuk menghadap Sang Hyang Wenang meminta petunjuk dimana cupumanik gambar jagad berada.
Sang Hyang Wenang pun memberikan cupumanik gambar jagad kepada Raden Wisanggeni. Setelah mohon undur diri kepada Sang Hyang Wenang, Raden Wisanggeni langsung kembali ke negeri Sonyapura untuk membersembahkan cupumanik gambar jagad kepada Dewi Mustikawati.
Raden Wisanggeni akhirnya dinyatakan menang dan berhak mengambil Dewi Mustikawati sebagai istrinya. Sedangkan Raden Sitija kecewa dengan kekalahannya. Oleh Prabu Kresna, Raden Sitija dinasehati bahwa Dewi Mustikawati memang bukan jodohnya, nasib, kelahiran dan kematian serta jodoh seseorang sudah ada rahasia dewa dan Dewa lah yang menentukan.