Idle Speed Control System adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran idling (langsam) agar selalu tetap stabil guna mencegah mesin mati akibat perubahan beban mesin.
Idle Speed Control System tidak hanya ada pada mobil bersistem Electronic Fuel Injection (EFI) saja, mobil dengan karburator pun juga memiliki Idle Speed Control System. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk komponen dan cara kerjanya, jika karburator lebih bersifat mekanikal, sedangkan mobil injeksi lebih bersifat elektrikal.
Namun pada artikel kali ini, kita hanya membatasi pembahasan cara kerja ISC (Idle Speed Control) yang terdapat pada mesin injeksi (EFI) saja. Simak penjelasannya dibawah ini
Selama mesin hidup, putaran mesin akan selalu berubah-ubah mengikuti kondisi beban mesin dan perilaku pengemudi. Ketika pedal gas tidak digunakan, maka mesin akan kembali ke putaran idling, yaitu putaran yang sudah diset untuk selalu berada pada posisi efisien bagi mesin dan nyaman bagi pengemudi.
Namun begitu, jika mesin diberikan beban penuh saat rpm idling, maka rpm mesin akan turun dan bisa saja mengakibatkan mesin menjadi mati.
Berikut adalah beberapa contoh kondisi saat mesin mengalami beban penuh
Disaat ini, mesin membutuhkan udara tambahan untuk mencegah terjadinya penurunan putaran mesin. Penambahan jumlah udara saat idling dengan beban penuh akan meningkatkan putaran rpm mesin secara otomatis.
Sebagai contoh, jika putaran idling mesin saat AC mati adalah 800 rpm, maka pada saat AC menyala (ada beban mesin), maka putaran idling mesin akan meningkat menjadi 850 rpm.
Oleh karenanya dibutuhkanlah Idle Speed Control System agar mesin bisa hidup dengan normal dan tetap nyaman digunakan.
Idle Speed Control (ISC) system pada mobil bermesin injeksi bekerja secara elektrikal, dimana system ini dikontrol dan diatur oleh Engine Control Unit (ECU). Perhatikan pada diagram ISC sistem dibawah ini.
ECU, akan menerima data-data masukkan dari berbagai macam sensor yang ada di mesin seperti Crank Angle Sensor (mengukur putaran mesin), Coolant Temperatur Sensor (mengukur temperatu air pendingin), Air Flow Meter (mengukur udara yang masuk), dan lain-lain
Data-data tersebut kemudian di olah oleh komputer sehingga menghasilkan suatu kesimpulan data yang akan digunakan untuk menggerakkan ISC motor (Stepper motor) untuk menutup atau membuka idle port yang ada di Throttle Body sesuai dengan kebutuhan mesin.
Perhatikan posisi ISC motor yang menutup lubang saat kondisi idling tanpa beban pada gambar dibawah berikut.
Speed Adjusting Screw ini bisa diputar secara manual oleh kita guna mendapatkan putaran rpm mesin untuk idling yang ideal (umumnya rpm idling berkisar diantara 750 rpm - 850 rpm).
Meskipun begitu, ISC motor ini tidak serta merta menutup penuh, namun mengikuti data real yang didapat dari masing-masing sensor. Selain itu, besarnya posisi menutup valve pada ISC motor sangat tergantung dari kondisi yang ada pada mesin saat itu, seperti misalnya saat kondisi suhu mesin sudah pada suhu ideal, putaran mesin normal dan tidak ada beban mesin yang hidup.
Baca juga :
Perhatikan posisi terbukanya ISC motor pada gambar dibawah ini
Aliran udara saat rpm idling ada beban akan mengalir tidak hanya melalui lubang SAS saja, melainkan juga akan mengalir melalui lubang Idle port. Dengan begitu akan terjadi penambahan jumlah volume udara yang masuk ke mesin. Akibatnya akan terjadi peningkatan jumlah rpm mesin.
Semua kondisi buka dan tutupnya ISC motor ini tidak serta merta terbuka penuh ataupun tertutup penuh. Sangat tergantung dari kondisi mesin baik putaran, suhu ataupun hal-hal lainnya berdasarkan data dari sensor yang ada diseluruh mesin, khususnya yang untuk Idle Speed Control (ISC) System.
Idle Speed Control System tidak hanya ada pada mobil bersistem Electronic Fuel Injection (EFI) saja, mobil dengan karburator pun juga memiliki Idle Speed Control System. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk komponen dan cara kerjanya, jika karburator lebih bersifat mekanikal, sedangkan mobil injeksi lebih bersifat elektrikal.
Namun pada artikel kali ini, kita hanya membatasi pembahasan cara kerja ISC (Idle Speed Control) yang terdapat pada mesin injeksi (EFI) saja. Simak penjelasannya dibawah ini
Sekilas tentang Idle Speed Control (ISC) System
Selama mesin hidup, putaran mesin akan selalu berubah-ubah mengikuti kondisi beban mesin dan perilaku pengemudi. Ketika pedal gas tidak digunakan, maka mesin akan kembali ke putaran idling, yaitu putaran yang sudah diset untuk selalu berada pada posisi efisien bagi mesin dan nyaman bagi pengemudi.
Namun begitu, jika mesin diberikan beban penuh saat rpm idling, maka rpm mesin akan turun dan bisa saja mengakibatkan mesin menjadi mati.
Berikut adalah beberapa contoh kondisi saat mesin mengalami beban penuh
- Saat mesin pertama kali dihidupkan pada kondisi mesin dingin
- Saat ada beban listrik seperti radiator fan yang menyala atau saat lampu headlamp menyala
- Saat terjadi perpindahan tuas transmisi matic ke posisi D
- Saat Air Conditioner (AC) mobil menyala
Disaat ini, mesin membutuhkan udara tambahan untuk mencegah terjadinya penurunan putaran mesin. Penambahan jumlah udara saat idling dengan beban penuh akan meningkatkan putaran rpm mesin secara otomatis.
Sebagai contoh, jika putaran idling mesin saat AC mati adalah 800 rpm, maka pada saat AC menyala (ada beban mesin), maka putaran idling mesin akan meningkat menjadi 850 rpm.
Oleh karenanya dibutuhkanlah Idle Speed Control System agar mesin bisa hidup dengan normal dan tetap nyaman digunakan.
Cara kerja Idle Speed Control (ISC) System
Idle Speed Control (ISC) system pada mobil bermesin injeksi bekerja secara elektrikal, dimana system ini dikontrol dan diatur oleh Engine Control Unit (ECU). Perhatikan pada diagram ISC sistem dibawah ini.
ECU, akan menerima data-data masukkan dari berbagai macam sensor yang ada di mesin seperti Crank Angle Sensor (mengukur putaran mesin), Coolant Temperatur Sensor (mengukur temperatu air pendingin), Air Flow Meter (mengukur udara yang masuk), dan lain-lain
Data-data tersebut kemudian di olah oleh komputer sehingga menghasilkan suatu kesimpulan data yang akan digunakan untuk menggerakkan ISC motor (Stepper motor) untuk menutup atau membuka idle port yang ada di Throttle Body sesuai dengan kebutuhan mesin.
Saat Idling Tanpa Beban
Ketika mesin berada pada posisi putaran rpm idling tanpa beban, posisi ISC motor akan menutup lubang bypass dari idle port. Aliran udara yang masuk dari saringan udara hanya akan mengalir melalui lubang Speed Adjusting Screw (SAS).Perhatikan posisi ISC motor yang menutup lubang saat kondisi idling tanpa beban pada gambar dibawah berikut.
Speed Adjusting Screw ini bisa diputar secara manual oleh kita guna mendapatkan putaran rpm mesin untuk idling yang ideal (umumnya rpm idling berkisar diantara 750 rpm - 850 rpm).
Meskipun begitu, ISC motor ini tidak serta merta menutup penuh, namun mengikuti data real yang didapat dari masing-masing sensor. Selain itu, besarnya posisi menutup valve pada ISC motor sangat tergantung dari kondisi yang ada pada mesin saat itu, seperti misalnya saat kondisi suhu mesin sudah pada suhu ideal, putaran mesin normal dan tidak ada beban mesin yang hidup.
Baca juga :
Saat Iding dengan beban
Ketika ECU menerima data masukan bahwa mesin mendapatkan beban seperti AC menyala, Headlamp menyala, Suhu mesin panas sehingga motor Fan radiator menyala, maka ECU akan menggerakkan ISC motor untuk membuka lebar lubang Idle port agar mesin mendapatkan tambahan pasokan udara.Perhatikan posisi terbukanya ISC motor pada gambar dibawah ini
Aliran udara saat rpm idling ada beban akan mengalir tidak hanya melalui lubang SAS saja, melainkan juga akan mengalir melalui lubang Idle port. Dengan begitu akan terjadi penambahan jumlah volume udara yang masuk ke mesin. Akibatnya akan terjadi peningkatan jumlah rpm mesin.
Semua kondisi buka dan tutupnya ISC motor ini tidak serta merta terbuka penuh ataupun tertutup penuh. Sangat tergantung dari kondisi mesin baik putaran, suhu ataupun hal-hal lainnya berdasarkan data dari sensor yang ada diseluruh mesin, khususnya yang untuk Idle Speed Control (ISC) System.